29 Maret 2010

Angklung Alat Musik Kami !

Sengaja judul postingan kali ini dibuat demikian, ini untuk menegaskan saja bahwa musik angklung adalah benar-benar asli musik tradisional Indonesia, hasil budaya Indonesia yang tersebar di Indonesia. Alat musik angklung sendiri di daerah Jawa Barat awalnya digunakan sebagai sarana upacara adat atau seni upacara. Di desa Kanekes (baduy) sekarang Propinsi Banten, angklung merupakan seni upacara yang berkaitan dengan berhuma(menanam padi) sampai dengan pelaksanaan panen. Dalam fungsinya sekarang ini alat musik  angklung telah berkembang menjadi sarana hiburan maupun tontonan. Alat Musik Angklung dapat disajikan dalam bentuk penyajian kolosal, terutama setelah dikembangkan menjadi Angklung Pak Daeng yang bernada diatonis, lagu-lagunya jadi tidak terbatas pada lagu tradisional Sunda tetapi dapat mengiringi lagu-lagu nasional bahkan lagu Barat dengan penataan musik yang lebih kreatif. Waditra (alat musik )angklung termasuk jenis alat pukul, terbuat dari bahan baku bambu yang dibunyikan dengan cara digoyangkan untuk menghasilkan nada/bunyi dari proses bentrokan antara kaki angklung (bernada), dengan ruas bambu yang menjadi landasannya. Waditra (alat musik) angklung tidak memerlukan alat bantu pemukul seperti Waditra Calung yang sama-sama terbuat dari bambu. Istilah Angklung berasal dari kata angka(nada), lung (patah/hilang); Angklung adalah ada nada yang hilang, atau bagian yang hilang. Angklung Banten terdiri dari empat rumpun.  Pertama disebut rumpun (ancak) terkecil dinamakan king-king, kedua disebut inco, ketiga disebut jongjrong dan keempat (terbesar) disebut Gong-gong. Angklung dibuat dari bahan baku bambu biasanya (bambu wulung, bambu temen) dan sebagai bahan pelengkapnya antara lain rotan sebagai tali pengikat, bambu yang baik untuk membuat angklung dipilih bambu yang sudah  tua dan kering serta  memiliki volume padat. (Waditra Alat-Alat Kesenian Daerah Jawa Barat-Ubun Kubarsah) Untuk lebih mengenal Alat Musik Angklung